Menata Cita dari Pelajaran Terdahulu

Oleh: Dila Clara Sahita (P.IPS 2017)

Masih ingatkan anda pada sejarah bangsa ini ? Pada cerita masa lalu para leluhur kita sebelum masa kebebasan atau kemerdekaan ? Masa dimana para pejuang kita, para leluhur kita harus menjadi tamu di negerinya sendiri. Tak ada yang bisa mereka perbuat selain mencurahkan jiwa raganya, memasrahkan hidupnya untuk disakiti, ditindas, bahkan diperbudak oleh para penjajah.

Lalu mengapa mereka bisa dibodohi seperti itu ? Kenyataannya tak seperti yang kita fikirkan. Mereka tertekan, jiwanya terombak-ambik, ancaman demi ancaman tak bisa terelakkan. Sulit bagi mereka memberontak, mengusir bahkan melepaskan semua perihnya jarahan terhadap mereka. Begitu lama para leluhur kita merasakan itu semua. Merasakan lapar, haus, disakiti, tanpa bisa mendapatkan imbalan atau upah. Bahkan mereka harus mati dan menyerah karena strategi penjajah. Jasadnya dibiarkan begitu saja, habis dimakan masa. Tidak ada rasa kasihan, iba bah empati. Keadaannya semakin tragis , tidak sekalipun ada rasa untuk menyudahi segala penderitaan kepada negeri ini.

Mungkin rasa kemanusiaan para penjajah telah mati dan hilang. Para penjajah justru terus melakukan aksinya dan terus menghardik warga ini, untuk bekerja dengan paksaan ditanahnya sendiri hanya untuk memperkaya para penjajah. Bangsa ini hancur, asetnya dirauk, bahkan tak ada yang tersisa. Semuanya dikuasai penjajah secara semena-mena. Warga ini yang menjadi tuan rumahnya harus rela tak menerima apapun. Hidup di negeri sendiri tapi dikuasai, tidak leluasa dan tidak bebas.

Negara ini memang kaya. Apapun ada disini. Semua tersedia dan tak ada yang kurang. Musimnya pun sangatlah proporsional, terletak di garis geografis dan astronomis yang sangat pas. Itulah mengapa kita pantas untuk dijajah, untuk dikuasai. Para penjajah masuk dengan omong kosong belaka. Namun, begitu mudahnya kami percaya. Harusnya kami tidak pernah mengizinkan kalian masuk ke negeri kami. Mungkin, jika saat itu kami telah menjadi orang yang penuh dengan pikir panjang. Kami tidak akan biarkan kalian semena-mena terhadap kami. Dengan bodoh dan lugunya kami sangat baik mengizinkan kalian menjarah negeri kami.

Tapi, kebodohan tidak serta merta terus menghalangi kami. Tak tinggal diam kami bangkit, kami satukan kekuatan dan pikiran kami telah terbuka. Kami bertekat menumpas, melepaskan belenggu kalian. Sudah cukup semuanya. Kami tak lagi lugu dan selalu menuruti kejahatan kalian. Tak bisa lagi kami biarkan. Rakyat Indonesia bersatu dan rela menyerahkan jiwa raganya untuk memerangi penjajah agar kita bisa bebas dari belenggunya. Dengan semangat mengembara para pahlawan mengatur strategi untuk merebut kembali haknya. Sulit memang untuk merebutnya kembali namun kita tidak akan mudah gentar, sampai akhirnya kita bisa menyudahi semuanya.

Akhirnya terdengar riuh sorak gembira rakyat ini, 72 tahun silam. Kita berhasil merebut hak kita kembali. Kita menang dan jaya. Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi momentum yang sangat mengharukan bagi negeri ini. Kita kembali memiliki Indonesia sesungguhnya. Rakyat Indonesia seketika melupakan penderitaan yang dilakukan penjajah. Indonesia merdeka. Proklamasi menandai masa penderitaan.

Namun, itu hanyalah awal. Awal untuk memulai semuanya kembali. Awal dibukanya gerbang dan jembatan emas. Awal untuk memulai lagi dari awal, membangun lagi negeri ini dari titik terendah. Dari sinilah perjuangan kembali dimulai, memulai lembaran baru. Bukan lagi berjuang untuk mengusir penjajah melainkan mempertahankan harga mati Indonesia agar tidak kembali diinjak-injak oleh bangsa lain. Tidak ada lagi yang bisa menghancurkan kesatuan negara ini. Kita tidak boleh kecolongan dan membiarkan lagi negeri ini dihancurkan dan direnggut kesatuannya. Nasib negeri ini harus lebih baik setelah kemerdekaan.

Tapi apakah saat ini anda mengerti makna kemerdekaan ? Di era modern dan globalisasi ini, banyak dari kita yang sengaja melupakan sehingga kurang menghargai kemerdekaan yang sesungguhnya. Kita tidak lagi peduli apalagi mau menghargai jasa para pahlawan. Pahlawan kemerdekaan yang rela mati demi kita generasi penerus bangsa. Yang kita lakukan malah terlena dan terbuai dengan keadaan ini. Bahkan kita telah melupakan cita-cita leluhur dan amanat para pejuang.

Sadar atau tidak negara-negara lain masih mengawasi kita. Karena, saat kita lengah dengan mudahnya para penjajah kembali masuk dan bertahta di negeri kita. Bukan lagi dengan cara menganiaya atau menyakiti secara fisik, namun di era modern ini strateginya telah berbeda. Strategi ini lebih berbahaya dari bom dan nuklir. Mereka sangat cerdas. Mereka menggerogoti dan meluluh lantahkan ini dari sebuah Negara. Sasarannya sangat tepat. Siapa dia ? Ya, kitalah sasaran empuk untuk melancarkan aksinya. Para pemuda yang menjadi pewaris negara ini disuapi dengan berbagai hal hingga jiwa raganya lemah dan negeri ini hancur dan dengan mudahnya dapat kembali dikuasai oleh penjajah.

Para pemuda adalah aset Negara yang banyak diharapkan untuk menjadi generasi emas penerus bangsa, menjadi penerus perjuangan para pahlawan. Namun kenyataannya, kita mudah digoyahkan. Tak jarang kita salah melangkah dan mudah terhasut. Bukannya berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia kita malah menghabiskan masa dengan sia-sia. Tak lagi menghiraukan negara ini kita justru mencemari nama baiknya. Telah banyak perlakuan yang tak pantas yang kita berikan untuk negeri ini. Apakah kita tak malu dengan para pahlawan ? Seolah tak ingat enaknya hidup kita saat ini adalah buah keringat, air mata, dan darah pahlawan. Mereka dengan baiknya rela mati hanya agar kita para penerusnya tak lagi merasakan pahitnya keadaan itu. Mereka hanya ingin kita bisa hidup damai, mereka dan bebas tanpa ada lagi bayang-bayang mengerikan dari para penjajah. Lalu dimana rasa terima kasih itu ?

Para pahlawan pejuang hanya ingin kita meneruskan perjuangan dan pengabdiannya pada negeri ini. Tugas kita lebih berat dari mereka. Memang tidak harus berperang dan menggugurkan banyak nyawa. Justru, mempertahankan kemerdekaan inilah yang lebih berat dan susah. Apapun rintangannya kita harus tetap meneruskan kemerdekaan ini. Jadikan pengalaman pahit itu sebagai pelajaran untuk membangun negeri ini. Jangan sekalipun kalian mengkhianati amanat dari para pahlawan bangsa. Berterima kasihlah dan teruskan perjuangan mereka.

Terima kasih para pahlawan berkat jasamu kami tidak perlu merasakan pahitnya masa kelam itu. Saat ini kita bebas tanpa harus menghadapi ancaman para penjajah. Kami tidak mau mengalami masa itu. Kami tidak bisa bayangkan jika kami harus mengalaminya. Kami belum tentu bisa seperti para pahlawan yang bisa membawa negeri ini menuju gerbang kemerdekaan. Mungkin jika kami ada di situasi itu, kami lebih memilih menyerah. Tidak peduli akan nasib bangsa ini. Kenyataannya para pahlawan bangsa ini membela mati-matian negara ini. Tak pernah terbayangkan jika mereka memilih membiarkan penjajah menguasainya. Tentu kita tidak akan pernah mengenal bahwa pernah ada negara yang kaya. Indonesia namanya.

Bukan hanya pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan ini, yang memberikan pembelajaran bagi kita untuk meraih asa. Turutlah berterima kasih pada para penjajah, Karena, apa yang telah mereka lakukan terhadap negara Indonesia ini membuat kita bisa keluar dari kegelapan dan menemukan secercah cahaya. Dari penjajah munculah orang-orang terpelajar, para pahlawan kita yang tak habis-habisnya memperjuangkan kemerdekaan ini. Berkat penjajah warga Indonesia bersatu dan menjunjung tinggi rasa nasionalisme terhadap negara ini. Berkat penjajah berkuasa disini kita bisa mempelajari tata cara mengatur sebuah negara. Penjajah menguji kita untuk mengevaluasi seberapa besar keyakinan dan perjuangan untuk merebut dan mempertahankan serta mencurahkan jiwa dan raga untuk negeri ini. Tapi, bukan berarti kami ingin kalian menjajah kami lagi. Perlu kalian ketahui para penjajah kita tak akan mungkin lagi kecolongan. Kita akan habis-habisan mempertahankan bangsa ini seperti para pahlawan. Jadi jangan harap kalian bisa kembali menguasai bangsa ini.

Saat ini dengan 34 provinsi, penduduk hingga lebih dari 200 juta jiwa siap menjunjung tinggi harkat martabat kesatuan Indonesia. Sama seperti para pahlawan kami akan tetap memaknai kemerdekaan dengan menjadikan landasan untuk mempertahankan negeri ini, dan membangunnya menjadi negara yang maju. Seperti para pahlawan yang sangat nasionalis kita pun harus begitu. Kami akan berusaha meneruskan cita-cita kalian.

Sudah sepatutnya kita sadar dan menghargai kerja keras pahlawan kemerdekaan Indonesia. Dengan berbagai macam cara, kita sebagai penerus bangsa harus siap berkorban dan berani menghadapi segalanya untuk membangun negeri ini. Kerahkan segala kemampuan yang kita punya. Tunjukkan potensi, jadilah pemuda yang kreatif dan inovatif untuk mengisi kemerdekaan. Untuk mewujudkan cita-cita pahlawan kemerdekaan yang telah bersusah payah merebut kemerdekaan.

Kini waktunya kita para pemuda untuk meneruskan perjuangan secara nyata dan mutlak. Kini semuanya menjadi tanggung jawab kita. Kita yang menentukan kelanjutan negara ini. Semangat proklamasi harus kita jadikan alat dan tombak untuk mencapai cita-cita bangsa ini. Bangsa yang telah ditinggal oleh para pejuangnya. Buatlah para pahlawan tersenyum disana walaupun mereka tak ikut merasakan. Jadilah pemuda yang berguna bagi nusa bangsa yang selalu semangat meraih cita dan memberi banyak kontribusi.

Jadilah sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan mampu bersaing dengan negara lain. Manfaatkan SDA yang melimpah dan jangan mau dikendalikan oleh negara lain. Jagalah kesatuan NKRI yang telah mati-matian dipertahankan. Jangan kita hancurkan karena kebebasan kita. Para pemuda pemimpin masa depan kiranya harus bersikap bijaksana dan strategis.

Seperti para pejuang kita harus menjadikan nama bangsa Indonesia harum semerbak diantara negara lain. Kita harus buktikan bahwa bangsa yang dulu mudah dibodohi bisa bangkit dan menjadi negara yang makmul dar anti penjajah. Negara yang maju karena semangat meraih cita guna mewujudkan mimpi bangsa ini. Negara yang maju karena bisa berdiri di kaki sendiri tanpa ada pangkuan dan campur tangan negara lain. Kita harus bersatu dan mencurahkan segala energi demi Indonesia.

Seperti kata bung Karno “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya dan tidak melupaka sejarah”. Dengan dasar sejarah pilu kita harus bangkit dan mempertahankannya sampai kapanpun. Walau sudah lama dimakan usia cerita dan perjuangan para pahlawan akan selalu terpatri dan terkenang di hati kami.

Mari para pemuda jadikan masa mudamu untuk membuktikan kepada dunia bahwa semangat para pahlawan masih hadir hingga saat ini. Mulailah berkontribusi untuk negara ini sebagai tanda cinta dan terima kasih bagi kemerdekaan Indonesia. Mulailah dari hal yang kecil namun besar pengaruhnya bagi bangsa ini.

Jika Susi Susanti telah berkontribusi sebagai atlet bulu tangkis yang telah mencetak sejarah mengharukan. Mendapat medali emas pertama untuk Indonesia. Jika Chris Jhon berhasil menjadi petinju dengan gelar juara dunia. Jika Rio Haryanto telah menjuarai ajang balap mobil di kancah Internasional. Jika anak-anak kecil yang semangat melewati jalan setapak dengan optimis dan pantang menyerah guna mencapai asa. Lalu sudahkan kita ikut berkontribusi ? Apa kita tak malu dan tergerak untuk sama seperti mereka.

Dimana kita ? Bukankah kita calon pemimpin masa depan bangsa ini ? Pondasi kemerdekaan yang telah dibuat sangat kokoh jangan sampai kita hancurkan begitu saja. Ayo pemuda kita buktikan bahwa cahaya terang itu bisa kita dekap dengan mudahnya. Tiru segala energi positif dari sejarah kemerdekaan dan perbaiki strategi yang salah.

Jangan hanya berhayal dan perbanyak omong kosong tanpa realisasi. Coba bayangkan jika para pahlawan terdahulu hanya berangan-angan untuk kemerdekaan negeri ini. Pastinya hingga detik ini kita masih terus terbelenggu dengan porak-poranda penjajah. Namun kenyataannya para pahlawan kita benar-benar cerdas dan cemerlang. Mereka memberontak untuk mewujudkan mimpi seluruh rakyat Indonesia yaitu hak kemerdekaan. Hingga proklamasi dikumandangkan untuk menjadi aspek dan konsep awal kebangkitan dan perjuangan negeri ini. Mungkin dengan segala kekurangan untuk melawan penjajah harusnya kita kalah dari kuatnya para penjajah. Namun tidak ada yang tidak mungkin. Buktinya para pahlawan bisa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu kemerdekaan Indonesia dengan selamat sentosa.

Jika dahulu para pahlawan bisa meraih asa dan cita kemerdekaan walaupun sepertinya tak mungkin karena tidak ada apa-apanya dibandung penjajah, namun kenyataannya kita bisa. Apalagi kita para pemuda yang sudah berada di zaman modern dan serba mudah, seharusnya kita bisa dengan mudah meraih cita-cita dengan mudahnya. Mungkin saat ini negara kita masih banyak kekurangan bahkan ketinggalan dengan negara lain. Namun layaknya para pahlawan kita bisa mengejar ketertinggalan itu.

Marilah menuju masa depan yang cerah dan gemilang dengan segudang prestasi. Pastikan negara kita tetap berdiri kokoh, dan bendera merah putih masih bisa berkibar dengan indahnya. Keberanian dan kesucian, kebhinekaan serta demokrasi harus tetap ada. Sopan santun, tata krama, gotong royong, kesatuan dan persatuan negara ini harus kita junjung tinggi. Jangan sampai ada yang hilang karena itu arti keberhasilan negara ini menjadi negara yang merdeka. Syukuri kemerdekaan ini dan lanjutkan kerja keras para pejuang. Agar kita dan anak cucu kita bisa tetap merasakan kemerdekaan.

Kenali negeri ini dan kita akan terus mengaguminya dan menjunjung nama baiknya. Semoga prinsip kemerdekaan tidak habis dimakan waktu dan arus globalisasi. Kita harus pintar memilah apa yang sesuai dengan landasan negara ini. Sehingga cita-cita dapat terwujud dan prinsip kemerdekaan tak hilang dan terkorbankan.

#Essay Terbaik MPA P.IPS 2017
#Meraih Cita dengan Semangat Kemerdekaan Indonesia

Comments

Popular Posts