Indahnya Dieng Bersama Anak Gimbal
Oleh: Kartiningsih (P.IPS B 2015)
Indonesia
merupakan negeri yang tak lepas dari tradisi dan kepercayaan yang diturunkan
oleh para leluhur. Cerita rakyat yang sampai saat ini menjadi sebuah misteri
tidak sedikit yang mempercayainya, hal yang unik dan tidak bisa dijelaskan
dengan logika adalah sebuah keunikan yang terdapat di Indonesia.
Dataran Tinggi Dieng yang menjadi
bagian wilayah dari Indonesia masih terdapat keunikan-keunikan di dalamnya,
salah satunya anak gimbal. Bagi sebagian orang mungkin melihat anak gimbal
adalah anak yang kurang diurusi atau anak yang sengaja merubah rambutnya dengan
mengikuti gaya idolanya. Namun itu semua tidak untuk anak gimbal yang berada di
Dataran Tinggi Dieng, mereka tidak mengikuti gaya reggae, Alm. Mbah Surip, Bob Marley, atau sebagainya. Mereka adalah
anak istimewa dan mereka berbeda dengan anak-anak normal lainnya.
Pengetahuan saya mengenai anak
gimbal bermula pada hari minggu, 7 Februari 2016. Saat itu saya dan teman-teman
saya berencana mendaki Gunung Prau di Dieng, Wonosobo namun karena kendala
cuaca yang kurang memungkinkan untuk mendaki, akhirnya saya dan teman-teman singgah
sejenak di tempat basecamp yang
kebetulan adalah rumah warga yang tinggal di dekat Gunung Prau. Dingin yang
menusuk tulang akibat suhu dan cuaca mulai mereda dengan jamuan cemilan dan teh
hangat. Ditempat itu saya dan yang lainnya berbincang dengan pemilik rumah yang
bernama Mas Ato. Logat jawa yang masih kental dan nada suara yang lembut
membuat kami semua sangat serius menyimak setiap apa yang Mas Ato sampaikan.
Mas Ato menceritakan keunikan yang
dimiliki Dataran Tinggi Dieng, salah satunya adalah anak gimbal. Sayangnya
keunikan ini hanya berlaku di Dataran Tinggi Dieng saja. Bagi keluarga yang
mempunyai anak gimbal adalah sebuah keberkahan yang diberikan leluhur bagi
mereka. Anak gimbal di Dataran Tinggi Dieng sangat berbeda dengan anak-anak
normal lainnya. Mereka cenderung lebih pintar dan lebih aktif dibanding yang
lainnya, namun semua akan berubah ketika rambut gimbalnya dipotong, anak gimbal
tersebut akan kembali seperti anak-anak normal lainnya. Cara memotong rambut
anak gimbal tersebut tidak sembarangan, harus ada ruwatan atau persyaratan
khusus. Apabila tidak dijalankan persyaratan tersebut, maka rambutnya akan
tumbuh dan gimbal kembali.
Sejak lahir anak-anak belum terlihat
apakah anak tersebut gimbal atau bukan. Setelah menginjak usia 3 tahun barulah
anak tersebut terlihat anak gimbal atau bukan. Dalam prosesnya menjadi anak
gimbal, anak tersebut akan melewati masa sakit seperti demam yang berlangsung
semalaman, ketika ia bangun di pagi harinya tiba-tiba saja rambutnya berubah
menjadi gimbal dan itu adalah sebuah kebanggaan bagi keluarganya karena
memiliki anak gimbal yang dipercaya akan mendatangi keberuntungan.
Rambut gimbal yang dimiliki
anak-anak di Dataran Tinggi Dieng ada 4 macam. Ada yang berbentuk gimbal terpisah
kecil-kecil, gimbal yang terpisah besar besar, gimbal yang seperti butiran
jagung, dan gimbal yang hanya satu namun besar seperti konde. Cara
pemotongannya rambut gimbal tersebut harus sesuai dengan kemauan si anak.
Apabila si anak belum mau dipotong rambutnya namun orang tuanya memaksa, maka
rambut tersebut akan gimbal kembali dan sakit-sakitan. Untuk menghindari hal
tersebut, maka di berikan kebebasan untuk si anak yang menentukan kapan ia mau
dipotong rambutnya dan ada persyaratan apabila si anak minta rambutnya untuk
dipotong, yaitu orang tuanya harus menuruti apa permintaan si anak tersebut.
Biasanya anak gimbal hanya meminta mainan, daging ayam, sepeda, dan sebagainya
yang secara kebetulan permintaan si anak tidak pernah melebihi kemampuan ekonomi
orang tuanya.
Banyak orang-orang yang mempengaruhi
anak gimbal tersebut untuk meminta seperti gadget,
motor, mobil dan segala hal yang mewah. Namun ketika anak tersebut ingin
dipotong rambutnya dan ditanyai apa yang ia inginkan maka tetap ia akan menjawab
apa yang ia inginkan dari awal. Walau terkadang permintaan anak gimbal itu
aneh-aneh, namun tetap saja tidak pernah melebihi kemampuan ekonomi
keluarganya.
Ada hal yang unik juga yang Mas Ato
ceritakan mengenai anak gimbal. Entah kebetulan atau bagaimana, ada anak gimbal
yang meminta topeng reog ponorogo, orang tuanya pun bingung dan entah ingin
mencarinya kemana karena apabila tidak dituruti maka akan menjadi sebuah
bencana. Namun ketika orang tuanya ingin membeli topeng tersebut, sang penjual
tidak menjualnya dan ia tahu bahwa topeng tersebut untuk anak gimbal dan
akhirnya di berinya tanpa cuma-cuma padahal si orang tua dari anak gimbal tidak
memberi tahu bahwa ia akan membelikan topeng itu untuk si anaknya. Entah
datangnya dari mimpi atau sebuah petunjuk lainnya, semua tidak bisa dinalar
dengan logika. Semua kembali kepada diri kita masing-masing dan hanya tuhan
yang tahu.
Indahnya Indonesia, Indahnya Dieng,
Indahnya keragaman dan kepercayaan yang sangat kental dengan tradisi para
leluhur.
Comments
Post a Comment